Senin, 29 November 2010

SYAHADAT TAPI BERDOSA.??

“Segala puji bagi Allah yang telah
menurunkan kepada hamba-Nya Al-
Qur ’an, dan Dia tidak membuat
sesuatu yang tidak lurus di
dalamnya. Sebagai bimbingan yang
lurus, untuk memperingatkan
(manusia) akan siksa yang pedih
dari Allah dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang
beriman, yang mengerjakan amal
soleh, bahwa mereka akan
mendapat balasan yang baik.
Mereka (akan menikmati kehidupan
sorga) kekal di dalamnya untuk
selamanya ”(al-Kahfi:1-3)
Al-Qur’an adalah pedoman bagi
manusia yang ingin memilih jalan
kebenaran daripada jalan kesesatan
(al-Baqarah :185), pembimbing
(guidance) untuk membina
ketakwaan (al-Baqarah: 2). Namun,
hidup yang taqwa bukan semata
harapan atau angan-angan untuk
meraih kebahagiaan, tetapi
merupakan medan dan cara kerja
yang sebaik-baiknya untuk
merealisasikan kehidupan yang
berjaya di dunia dan memperoleh
balasan yang lebih baik lagi di akhirat
(an-Nahl: 97).
Bekerja adalah kodrat hidup, baik
kehidupan spiritual, intelektual, fisik
biologis, maupun kehidupan
individual dan sosial dalam berbagai
bidang (al-Mulk: 2). Seseorang layak
untuk mendapatkan predikat yang
terpuji seperti potensial, aktif,
dinamis, produktif atau profesional,
semata-mata karena prestasi
kerjanya. Karena itu, agar manusia
benar-benar “hidup”, dalam
kehidupan ini ia memerlukan ruh
(spirit). Untuk ini, Al Qur ’an
diturunkan sebagai “ruhan min
amrina”, yakni spirit hidup ciptaan
Allah, sekaligus sebagai
“ nur” (cahaya) yang tak kunjung
padam, agar aktivitas hidup
manusia tidak tersesat (asy-Syura:
52).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar