Senin, 20 Desember 2010

ALIF DAN BA' DALAM AL-QUR'AN

A. Bahwa Allah
memerintahkan untuk
tadabbur sekaligus
memahami Al-Qur ’an dan
tidak mungkin ada kata
dalam Al-Qur ’an yang
tidak bisa ditafsirkan
karena AL-Qur ’an sendiri
selalu memerintahkannya
seperti anjuran beberapa
ayat:
“ Sesungguhnya Kami
menjadikan Al-Qur’an
dalam bahasa Arab
supaya kalian
berfikir. ”(QS. Az-
Zukhruf:3)
“ (Al-Qur’an) diturunkan
dengan (menggunakan)
bahasa arab yang
jelas. ” (QS. Asy-Syu’ara:
195)
Bagi sebagian pakar
tafsir yang menyetujui
pandangan ini munculah
beberapa penafsiran
tentang huruf-huruf ini
antara lain:
1. Huruf-huruf ini biasa
digunakan masyarakat
arab di dalam sajak/syair/
prosa sebagai penganti
kalimat-kalimat. Namun
pandangan ini dibantah
karena ketidak tahuan
mana kalimat yang
dibuang dan juga tidak
ada satupun sumber yang
valid baik dari Nabi,
maupun atsar sahabat,
mana kalimat yang
dibuang tersebut dan apa
bentuknya.
2. Huruf- huruf
dimaksudkan sebagai
kalimat yang
menyuarakan tantangan
bagi yang meragukan Al-
Qur ’an. Seakan-akan ada
tantangan untuk
membuat bandingan Al-
Qur ’an. Dan maknanya
seperti ini:
“ Huruf Alif Lam Mim ini
bukanlah huruf –huruf
yang asing bagi kalian
yang kalian gunakan
sehari-hari, kalian sendiri
menganggap diri kalian
ahli balaghah dan fushah
(ahlibahasa; ahli dalam
syair/prosa). Kami lah
yang menciptakan Al-
Qur ’an ini, dan cobalah
kalian menciptakan
bandingan Al-Qur ’an itu,
dan pastinya kalian tidak
akan mampu meskipun
hanya satu ayat. ”
3. Bahwa huruf-huruf ini
merupakan rumus yang
biasa digunakan oleh
masyarakat arab waktu
itu. Alif itu tanda atau
rumus dari kalimat Allah,
huruf Lam tanda dari
Jibril, dan Mim tanda dari
kalimat Muhammad.
B. Sebagian
menafsirkanAlif
menunjukan kata ana
(saya/Allah). Lam
menunjukan kata Allah,
dan Mim menunjukan
lebih tahu (A ’lamu). Jadi
artinya,” Saya (Allah)
lebih mengetahui
maknanya. “
C. Ada yang menyebutkan
bahwa huruf-huruf itu
hanyalah nama dari surat
yang bersangkutan.
Seperti yang dikemukan
oleh pakar tafsir
legendaris Az-Zamaksyari
dan disetujui oleh banyak
pakar tafsir lainnya.
Argumen yang mereka
kemukakan adalah
sebuah hadist:
“ Sesungguhnya
Rasulullah Saw pernah
membaca di shalat subuh
di hari jum ’at Alif Lam
Mim (surat) Sajdah dan
(surat) Hal Ata ‘alal
Insan.” (HR. Bukhari
Muslim)
D. Sebagian menfasirkan
sebagai huruf sumpah
(Qasam), yaitu kalimat
sumpah yang digunakan
untuk menunjukan Ke
maha kemualiaan dan
keagungan Allah Swt.
Jadi huruf-huruf ini jika
diartikan:
“ Demi Allah. Kitab ini
tidak ada keraguan
sedikitpun di dalamnya,”
Huruf laa sendiri (dari
kalimat Laa Raiba Fih)
adalah jawaban kalimat
sumpah (Qasam).
Penafsiran ini
berpedoman pada
riwayat Ikrimah (seorang
tabi ’in, murid Ibnu Abbas)
dari riwayat Ibnu Abi
Hatim dan diriwayatkan
pula oleh ath-Thabari
dengan sanad yang sahih
yang menyebutkan
bahwa Alif Lam Mim
adalah huruf sumpah.
E. Jika memukingkan
mengabungkan semua
pandangan yang ada,
artinya bisa diartikan
bahwa Alif Lam Mim ini
adalah nama lain dari
surat itu, karena
terkadang satu kata
dalam Al-Qur ’an bisa
diartikan dengan banyak
arti. Dan bisa juga
diartikan bahwa huruf-
huruf itu bisa berarti
salah satu dari sifat-sifat
Allah.
Kesimpulan
1. Sebagian pakar yang
tidak menfasirkan huruf-
huruf ini karena tidak
ada satupun keterangan
yang sahih yang valid
mengenai arti dari huruf-
huruf dan meyerahkan
sepenuhnya
pengertiannya pada Allah
Swt.
2. Sebagian lain mencoba
menafsirkan huruf-huruf
tersebut karena Al-
Qur ’an sendiri selalu
memerintahkan bagi para
peneliti dan pengkaji Al-
Qur ’an untuk tadabbur
dan merenungi
maknanya. Jika ada
sebagian ayat yang tidak
bisa ditafsirkan
bagaimana mungkin bisa
tadabbur dan
merenungkan hikmah
dibaliknya.
3. Sekalipun banyak
tafsiran tentang huruf-
huruf itu, namun jangan
dipastikan bahwa itu
adalah tafsiran yang
tepat atau sebuah
kebenaran. Karena
tafsiran ini masih dalam
kategori zhani (hanya
prasangka belaka)
artinya bisa mengandung
kebenaran atau salah.
Namun salah disini bukan
berarti dosa, tapi bisa
jadi terbantah oleh
pandangan-pandangan
berikutnya.
4. Ada pandangan
menarik dari pakar tafsir
kontemporer, Mutawali
asy-Sya ’rawi, bahwa kita
tidak wajib mencari
jawaban huruf-huruf
seperti ini, karena hal ini
diluar perintah dasar,
yaitu membaca, taddabur
dan akhirnya
merngamalkannya.
َكِلَذ ُباَتِكْلا َال
َبْيَر ِهيِف ىًدُه
َّتُمْلِّلَنيِق
2. “ Kitab (Al Quran) ini
tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa.”
Arti Kata
( َكِلَذ ) Kata benda ini
(isim Isyaroh) meskipun
berarti sesuatu yang
jauh, namun diartikan ini
( اذه ) yaitu sesuatu yang
dekat. Ini menunjukan
mulia dan agungnya Al-
Qur ’an ini.
ُباَتِكْلا Al-Qur’an
( َال َبْيَر ) Tidak ada
keraguaan bahwa Al-
Qur ’an berasal dari Allah
Swt yang diwahyukan
kepada Nabi Saw. Huruf
( َال ) adalah Laa naïf li
jinsi dan khabarnya wajib
dibuang.
( ِهيِف ىًدُه ) Petunjuk
menuju kebahagiaan ,
kesuksesan dunia akhirat
( ّتُمْلِّلَنيِقَ ) Bagi
yang bertakwa, takwa
adalah takut dari azab
Allah kemudian
manifestasi ketakutan itu
diaplikasikan dalam
bentuk banyak
melakukan taat dan
menjauhkan semua
larangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar